IHSAN UMPU PESAGI

Padang Dalom

Senin, 13 Oktober 2008

TANDA-TANDA ZAMAN EDAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

"Hidup" bukanlah perkara mudah, bagaimana tidak, jika kita renungi, maka ada banyak hal yang patut kita cermati dari berbagai ujian, bencana dan malapetaka yang menimpa Bangsa Indonesia yang notebenenya adalah ummat Islam dewasa ini. Dalam Al-Qur’an, sesungguhnya Allah Ta’ala telah mengingatkan kita bahwa azab dan siksa Allah tidak khusus hanya menimpa orang-orang zhalim di antara kita. Allah berfirman :


“Dan peliharalah dirimu dari siksa yang tidak khusus menimpa orang-orang zhalim saja di antara kamu dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaNya” (Q.S. Al-Anfaal : 25).


Bencana memang bisa terjadi sewaktu-waktu apabila zaman sudah berubah menjadi edan (gila) seperti apa yang diperihatinkan oleh Sayyidina Ali Bin Abi Thalib r.a. dalam suatu khutbahnya di Masjid Nabawi. Beliau berkata :


Sesungguhnya kita sedang merangkak ke dalam zaman pancaroba, dan zaman yang serba gila. Di masa itu orang baik dianggap jahat dan orang yang zhalim semakin leluasa mengumbar kesewenangannya”.


Sedemikian bobroknya keadaan manusia, sampai-sampai terjadilah kerusuhan, perang antar suku, jihad dengan dalih agama, pertikaian sesama warga Negara, sesama ummat manusia, bahkan antar ummat yang mengaku bertuhan. Semua ini menimbulkan tanda Tanya : Sebetulnya untuk apa agama diturunkan ? Apakah Allah menghendaki perseteruan dan bunuh membunuh, hanya karena perbedaan keyakinan, perbedaan suku bangsa, perbedaan warna kulit ataupun perbedaan-perbedaan lainnya ?


Maka kalau kita merujuk ayat-ayat permulaan Surah Al-Baqarah, agama dan Kitab Suci diturunkan kepada alam untuk menjadi :


- Pedoman bagi orang-orang yang bertaqwa,

- Mereka yang beriman kepada yang ghaib,

- Mereka yang secara sukarela mendirikan shalat,

- Mereka yang tanpa pamrih mau menunaikan zakat.


Dengan demikian Agama dan Kitab Suci tidak akan bermanfaat bagi orang-orang yang keras kepala, yang lebih mendewakan emosi ketimbang nalar, yang lebih mengedepankan nafsu dari pada akal. Firman Allah SWT.


Wahai manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang pada hari itu seorang bapak tidak dapat menolong anaknya, dan seorang anak tidak dapat pula menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan pula penipu (syaithan) memperdayakan kamu dalam mentaati Allah”. (Q.S. Luqman : 33)


Peringatan Tuhan tersebut begitu tajam, lantaran manusia, jika terlalu diberi hati, bakal lupa diri, lupa daratan. Sehing

ga pantas saja Rasulullah Saw. Mengingatkan ummatnya dengan sabda beliau yang artinya :


Akan tiba suatu zaman menimpa ummatku, hartawan pergi beribadah seperti hendak bertamasya, para pengusaha pergi beribadah dengan tujuan untuk mencari laba (untung), kaum ilmuan pergi beribadah dengan niat agar lebih dihormati dan orang-orang miskin pergi beribadah untuk meminta-minta”.


Karena itu kita patut pula tergetar dengan ucapan keramat Raden Mas Burhan atau yang lebih dikenal dengan sebutan Raden Ngabehi Ronggo Warsito selaku pujangga di Keraton Solo, beliau berkata :


Mengalami zaman edan (gila) kalau tak ikut edan tak kebagian. Tapi seuntung-untungnya orang yang ikut edan, lebih beruntung orang yang ingat dan waspada”.


Kitapun jadi ingin tahu, bagaimana tanda-tanda zaman yang telah edan tersebut ? Maka kalau mengikuti pendapat para sesepuh bahwa tanda-tanda zaman sudah edan (gila) bisa disimak dari : selain makin tidak beradabnya tindak-tanduk manusia yang konon mengaku beradab, juga kian merebaknya fitnah di mana-mana. Sabda Baginda Rasulullah Saw. : “Di zaman itu akan banyak orang yang menjual agama untuk kepentingan dunia. Mereka berjubah seolah-olah taqwa. Lidah mereka lebih manis dari pada madu, tetapi hati mereka lebih buas dari pada serigala:.


Memamahi hadits ini maka tanda-tanda zaman sudah edan tersebut telah lama tampak dan buah hasil yang dituanya adalah “terjadinya berbagai macam bencana yang melanda”.


Semoga saja paparan singkat ini dapat menjadi renungan bagi kita sekalian, tentang berapa banyak dosa yang telah kita lakukan, sudahkah kita bertobat?. Berapa banyak perintah Tuhan yang kita tinggalkan, sudahkah kita memperbaikinya? Atau sudahkah kita berfikir tentang kematian dan hari akherat, lalu berapa banyakkah bekal yang sudah kita persiapkan?.


Mudah-mudahan kita tidak ikut-ikutan edan di zaman yang serba edan ini. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.


“Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta ta’atlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung”. Q.S. At-Taghabun : 16.


Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Kamis, 02 Oktober 2008

No Name